BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini tertera
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 1 ayat (3) yang berbunyi, “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum merupakan
peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh
penguasa atau pemerintah. Sebuah pemerintahan tentunya terikat dengan hal
kepemimpinan, karena di balik jalannya pemerintahan terdapat pemimpin yang
memimpin pemerintahan tersebut. Di Indonesia sendiri menganut sistem
pemerintahan demokrasi pancasila, di
mana semua warga negaranya mempunyai hak dan kesempatan yang sama atau serta
untuk berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi hidup mereka. Sistem demokrasi mengacu pada tipe
kepemimpinan demokratis yang merupakan salah satu dari lima bentuk tipe
kepemimpinan yang ada di dunia.
Terdapat
banyak tipe kepemimpinan di dunia, di sini kami merangkumnya menjadi lima
bentuk, yakni tipe kepemimpinan otokratis, militeristis, paternalistis,
karismatis dan demokratis. Peran kepemimpinan sangat penting dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan, pencapaian visi, misi dan tujuan sebuah organisasi.
Faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi terletak
pada pemimpinnya. Pemimpin yang baik adalah mereka yang senantiasa dapat
mengayomi, membimbing dan memimpin pengikutnya mencapai suatu tujuan tertentu.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa arti kepemimpinan secara etimologi?
1.2.2
Apa saja tipe-tipe kepemimpinan yang ada di dunia?
1.2.3
Apa ciri-ciri setiap tipe kepemimpinan yang disebutkan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kepemimpinan
secara Etimologi
Kepemimpinan secara etimologi adalah terjemahan dari kata “leadership” yang berasal dari
kata “leader”. Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin,
sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi
istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya
bimbing atau tuntunan. Dari “pimpin”, lahirlah kata
kerja “memimpin” yang artinya membimbing dan menuntun.[1]
2.2
Tipe-Tipe
Kepemimpinan
2.2.1
Tipe Kepemimpinan Otokratis
Autocratic
berasal dari bahasa yunani yang dapat diterjemahkan sebagai “one who rules by himself”, (Wikipedia,
2009). Autocratic leadership adalah
tipe kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa
meminta adanya pembangkangan atau keraguan. Tipe kepemimpinan seperti ini,
seringnya menentukan keputusan berdasarkan pemikiran sendiri dan jarang sekali
mau menerima masukan orang lain.
Autocratic leadership bersifat
absolut dan mengontrol total bawahannya, (Lewin, 1939). Pemimpin dengan gaya
seperti ini umumnya menentukan kebijakan, prosedur, peraturan dan tujuan
organisasi berdasarkan idenya sendiri. Keputusan yang diambilnya langsung dan
final. Pemimpin dengan tipe ini menganggap bahwa semua bawahannya tidak
mempunyai kemampuan dan keahlian serta selalu membutuhkan pendampingan dan
kontrol agar memastikan bawahan selalu patuh kepada pimpinan.
Gaya kepemimpinan Otokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan
kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan,
membuat keputusan secara sepihak, dan membatasi inisiatif maupun daya
pikir tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan.
Ciri-ciri
tipe kepemimpinan otokratis:
·
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
·
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
·
Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat.
·
Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
· Dalam melakukan penggerakan sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung paksaan dan punitif (bersifat
menghukum).
Contoh
tokoh terkenal yang menganut tipe kepemimpinan otokratis adalah ...
2.2.2
Tipe Kepemimpinan Militeristis
Tipe
kepemimpinan militeristis adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi
dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam
menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan
jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.
Ciri-ciri
tipe kepemimpinan militeristis:
·
Dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan.
·
Senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
·
Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
·
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
·
Sukar menerima kritik dari bawahan.
·
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Contoh
tokoh terkenal yang menganut tipe kepemimpinan militeristis adalah ...
2.2.3
Tipe Kepemimpinan Paternalistis
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka
menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam
melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin
paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan
kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan.
Ciri-ciri
tipe kepemimpinan paternalistis:
·
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·
Bersikap terlalu melindungi.
·
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif dan mengambil keputusan.
·
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
·
Sering bersikap maha tahu.
Contoh
tokoh terkenal yang menganut tipe kepemimpinan paternalistis adalah ...
2.2.4
Tipe Kepemimpinan Karismatis
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka
menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam
melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin
paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan
kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan.
Hingga sekarang ini
para sarjana belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin
memiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai
daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. (Sondang P.Siagian,
1977)
Ciri-ciri
tipe kepemimpinan karismatis:
·
Dapat
mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
·
Dapat membangkitkan
semangat bawahan untuk bekerja lebih giat
·
Bisa mendapatkan
pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa
dipercaya
·
Menyadari kelebihannya
dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin
Contoh
tokoh terkenal yang menganut tipe kepemimpinan karismatis adalah ...
2.2.5
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin
dengan tipe Democratic Leadership
sering disebut sebagai Enlightened Leader,
karena menghargai dan menganggap orang lain. Democratic Leadership adalah tipe kepemimpinan yang melibatkan
partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi.
Pemimpin
dengan tipe ini bertindak berdasarkan kepercayaan, integrity, kejujuran, equality, openness dan mutual respect. Democratic Leadership
menunjukan pengakuan dan perhatian kepada orang lain dengan mendengarkan dan
memahami dengan empathetic. Mereka
memotivasi bawahan agar terus mencapai kemampuan dan hasrat tertingginya.
Democratic Leadership mempunyai penekanan akan pentingnya kerjasama tim sementara dirinya
memposisikan sebagai fasilitator untuk membangun sinergi antara individu di
dalam kelompok. Democratic Leadership mengharapkan
adanya feedback dari bawahan sehingga
dia mengetahui kondisi dan kebutuhan organasisasi. Democratic Leadership sangat memahami kesalahan dan lebih memilih
reward dibandingkan dengan punishment (MacGrefor, 2004).
Ciri-ciri
tipe kepemimpinan demokratis:
· Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan
keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
· Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum
untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis
pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
· Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka
pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
· Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
· Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
· Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian
dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa
dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Contoh
tokoh terkenal yang menganut tipe kepemimpinan demokratis adalah ...
BAB III
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kata pemimpin
dan kekuasaan itu memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Seorang
pemimpin harus mampu menjadikan dirinya pola anutan bagi orang-orang yang
dipimpinnya, mampu melakukan power sharing dengan anak buahnya untuk
mendorong munculnya ide-ide baru dan solusi kreatif atas tantangan yang
dihadapi organisasi.
Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Seorang
pemimpin harus mempunyai visi, yang mana visi tersebut bukanlah dibuat
semata-mata rangkaian kalimat yang disusun sehingga enak dibaca dan didengar,
visi juga bukan sekedar hasil olah pengetahuan, namun visi menjadi pengikat,
pemersatu, inspirator dan pemberi semangat seluruh komponen organisasi. Visi
yang demikian itu tidak mungkin diperoleh melalui pelatihan sebab pada
hakikatnya visi bukan keterampilan, visi harus berangkat dari hati melalui
proses perenungan, dan pembelajaran, didasarkan pada pengetahuan, dan kemudian
direalisasikan melalui tindakan nyata.
DAFTAR PUSTAKA