Monday, March 30, 2020

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok


PO 1: DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

A.      Definisi Kelompok dan Tipe Kelompok

Kelompok merupakan dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok yang bersifat formal merupakan suatu kelompok kerja yang ditetapkan yang didefenisikan oleh struktur organisasi. Dalam kelompok formal terdapat dua pengelompokan lagi, yakni kelompok komando dan kelompok tugas. Sedangkan, kelompok yang bersifat informal merupakan suatu kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasional, misalnya kelompok yang terlihat sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk kontak sosial. Dalam kelompok informal terdapat dua pengelompokan lagi, yakni kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.

B.       Tahap Pengembangan Kelompok
Kelima tahapan pengembangan kelompok ini umunya disebut dengan Model Lima Tahap (five-stage group development), mencirikan kelompok yang berjalan secara unik, yaitu membentuk, mempeributkan, menyusun norma, bekerja, dan membubarkan.
1.         Tahap Pembentukan
Tahap pertama dalam pengembangan kelompok, dikarakterisasikan dengan banyaknya ketidakpastian.
2.         Tahap Keributan (Timbulnya Konflik)
Tahap kedua dalam pengembangan kelompok, dicirikan dengan konflik di dalam kelompok.
3.         Tahap Penormaan
Tahap ketiga dalam pengembangan kelompok, dicirikan dengan hubungann yang dekat dan kekompakan.
4.         Tahap Pengerjaan
Tahap keempat dalam pengembangan kelompok, di mana kelompok telah sepenuhnya fungsional.
5.         Tahap Penundaan/Pembubaran
Tahap terakhir dalam pengembangan kelompok, yang dicirikan dengan memusatkan perhatian pada mengakhiri kegiatan dan bukannya kinerja tugas.
C.      Struktur Kelompok
Struktur dalam kelompok memperlihatkan bagaimana peranan kebutuhan mengalami perubahan dalam situasi berbeda. Dalam struktur kelompok terdapat peran, norma, status, komposisi, ukuran, dan kepaduan (cohesiveness).
1.         Peran
Peran merupakan suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan, dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial. Kelompok yang berbeda-beda menerapkan kebutuhan peranan pada individu yang berbeda. Terdapat tiga jenis kebutuhan peranan terhadap individu, yakni persepsi peran, ekspektasi peran, dan konflik peran.
2.         Norma
Norma merupakan standar perilaku yang diterima di dalam kelompok dan berlaku di antara para anggota kelompok. Sebagai contohnya adalah norma penampilan, norma pengaturan sosial, dan norma alokasi sumber daya. Dengan adanya norma dalam suatu kelompok timbul beberapa sub dalam norma itu sendiri, yakni kepatuhan, kelompok acuan, dan perilaku menyimpang di tempat kerja.
3.         Status
Status merupakan suatu posisi yang didefinisikan secara sosial atau peringkat yang diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain. Terdapat beberapa pengelompoka status, yakni status dan norma, status dan interaksi kelompok, ketidakadilan status, dan status dan stigmatisasi.
4.         Komposisi
Aktivitas kelompok memerlukan bermacam keterampilan dan pengetahuan. Dengan adanya keperlukan tersebut, beralasan untuk mengambil kesimpulan bahwa kelompok-kelompok heterogen, yaitu kelompok-kelompok yang terdiri dari individu-individu berbeda, cenderung lebih memiliki bermacam kemampuan informasi dan tentunya lebih efektif.
5.         Ukuran
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku kelompok secara menyeluruh. Kelompok-kelompok kecil lebih cepat menyelesaikan tugas daripada kelompok besar. Tetapi, kalau sebuah kelompok terlibat dalam penyelesaian problem, ukuran besar secara konsisten lebih baik daripada ukuran kecil. Jadi, kelompok besar itu, dengan anggota tujuh orang atau lebih, lebih efektif untuk fact-finding, sedangkan kelompok kecil dengan anggota mendekati tujuh orang cenderung lebih efektif untuk pengambilan tindakan.
6.         Kepaduan (kekohesifan)

Kepaduan merupakan seberapa besar orang mau tetap di dalam organisasinya dan mengembangkan organisasi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekohesifan anggota kelompok, antara lain waktu yang dihabiskan bersama, sulitnya memasuki kelompok, ukuran kelompok, jenis kelamin kelompok, ancaman dari luar, dan sukses sebelumnya.
Kekohesifan dan kinerja memiliki empat tingkatan dengan faktor cukup tinggi kinerja tugas, tinggi kinerja tugas, cukup rendah kinerja tugas, dan rendah kinerja tugas. Hal tersebut dipengaruhi oleh norma tim yang mendukung atau tidaknya sasaran perusahaan, dan tingkat kekohesifan yang tinggi atau rendah.
D.      Mengapa Orang Bergabung dalam Kelompok
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang bergabung dalam suatu kelompok, antara lain keamanan, status, penghargaan diri, pertalian, kekuasaan, dan prestasi baik.
1.         Keamanan
Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu-individu dapat mengurangi ketidak-amanan berdiri sendiri. Orang-orang merasa lebih kuat, ragu-diri mereka lebih sedikit, dan lebih tahan terhadap ancaman bila mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.
2.         Status
Tercakup dalam suatu kelompok yang dipandang penting oleh orang lain, memberikan pengakuan dan status bagi anggota-anggotanya.
3.         Penghargaan Diri
Kelompok-kelompok dapat memberikan kepada orang perasaan penghagaan diri, artinya disamping menghantar status kepada mereka yang berada di luar kelompok, keanggotaan dapat juga memberikan perasaan berharga yang meningkat kepada anggota-anggota itu sendiri.
4.         Pertalian
Kelompok-kelompok dapat memenuhi kebutuhan sosial. Orang menikmati interaksi teratur yang mengiringi keanggotaan kelompok. Bagi banyak orang interaksi ditempat kerja ini merupakan sumber utama mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka akan pertalian.
5.         Kekuasaan
Apa yang tidak dapat dicapai secara individual sering menjadi mungkin lewat tindakan kelompok. Ada kekuatan dalam banyak orang.
6.         Prestasi Baik
Sering ketika diperlukan lebih dari satu orang untuk mencapai suatu tugas tertentu-ada kebutuhan untuk mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuatan agar suatu pekerjaan terselesaikan.



E.       Model Perilaku Kelompok

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi model perilaku dalam suatu kelompok, antara lain kondisi eksternal, sumber anggota kelompok, struktur kelompok, proses kelompok, tugas kelompok, serta kinerja dan kepuasan.

1.         Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal yang dipaksakan ke kelompok, antara lain strategi organisasi, struktur organisasi, struktur otoritas, peraturan formal, sumber daya organisasional, proses seleksi, budaya organisasional, dan adegan kerja fisik.
2.         Sumber Daya Anggota Kelompok
Sumber daya anggota kelompok meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian.
3.         Struktur Kelompok
Struktur kelompok merupakan pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya.
4.         Proses Kelompok
Untuk mencapai tugas kelompok terdapat suatu proses kelompok, di mana sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok maksimal, tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar daripada masukan (input).
5.         Tugas Kelompok
Tugas kelompok merupakan tugas gotong royong, tugas yang dalam pengerjaannya pun berkelompok dengan orang-orang yang sudah ditentukan sebelumnya, biasanya dalam tugas kelompok terdapat seseorang yang dituakan, atau dijadikan sebagai leader kelompok, sedangkan masing-masing anggota kelompok mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
6.         Kinerja dan Kepuasan
Dari proses dan tugas yang telah diselesaikan oleh suatu kelompok dapat tercipta sebuah kinerja dan kepuasan pada kelompok tersebut. Kinerja para anggotanya dan juga kepuasan yang didapatkan oleh setiap anggotanya.
F.       Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
Teknik pengambilan keputusan kelompok merupakan suatu proses penyelesaian akhir suatu masalah yang dibicarakan dalam setiap jenis rapat ataupun perkumpulan. Terdapat keunggulan dan kelemahan dalam teknik pengambilan keputusan kelompok. Keunggulan dalam teknik ini, antara lain informasi dan pengetahuannya lebih lengkap, meningkatkan keragaman pandangan, dan penerimaan atas sebuah solusi. Sedangkan kelemahan dari teknik ini adalah waktu yang lebih banyak, tekanan-tekanan konfirmitas dari kelompok, diskusi dapat dipengaruhi oleh satu atau sedikit anggota, dan tanggung jawab yang ambigu.
Terdapat beberapa teknik dalam pengambilan keputusan kelompok, antara lain teknik brain-storming, teknik kelompok nominal, teknik delphi, dan pertemuan elektronik. Teknik kelompok nominal memiliki langkah-langkah sebagai berikut, masalah yang dihadapi organisasi disampaikan, masing-masing peserta diminta pendapatnya (ditulis dan diinventarisir), tiap-tiap masukan dibicarakan secara terbuka, dan jika tidak ada kesepakatan dapat dilakukan dengan cara voting.
Teknik kelompok delphi memiliki langkah-langkah sebagai berikut, pucuk pimpinan menyampaikan masalah yang perlu dipecahkan, para unsur diminta untuk menyampaikan gagasan, pendapat, dan lainnya secara tertulis tentang keputusan apa yang seharusnya diambil (tanpa menyebutkan nama), saran-saran tersebut dibuka satu per satu untuk ditanggapi bersama. Teknik ini digunakan dengan maksud menghindari perasaan tidak enak (Bahasa Jawa: ewuh pakewuh) di antara masing-masing unsur. Perbedaan kedua teknik ini adalah jika teknik kelompok nominal bersifat terbuka, sedangkan tekni delphi memiliki sifat tertutup.


0 comments:

Post a Comment