Monday, March 30, 2020

Resume Outbond Bela Negara


Resume Outbond

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa dan negara. Dalam pendidikan karakter di lingkungan lembaga pendidikan, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan lembaga pendidikan, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungannya.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membentuk kepribadian agar memiliki pengetahuan, perasaan, dan tindakan yang berlandaskan pada norma-norma luhur.
Dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa, khususnya kepada kaum muda (Mahasiswa) sebagai bagian dari elite generasi muda yang akan mewarisi estafet kepemimpinan nasional perlu kiranya mengembangkan minat mahasiswa tersebut untuk memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dengan kondisi kebugaran tubuh dan jiwa yang prima. Pemimpin masa depan yang mempunyai karakter demikianlah yang kita harapkan agar mempunyai daya saing tinggi dalam menghadapi tantangan global. Untuk mencapai hal tersebut pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dan menentukan.
Guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia khususnya kaum muda agar mampu bekerja secara tim yang berkenaan dengan perilakunya, baik secara individu maupun ketika berinteraksi di dalam kelompok membutuhkan suatu pelatihan di luar ruangan (outbound), seperti kepemimpinan, kerja sama tim, disiplin, berkepribadian, tanggung jawab yang dilandasi kesadaran bela negara yang diselingi latihan fisik. Hal tersebut dapat memotivasi menuju bangsa dengan kaum muda yang bugar, cerdas dan bijak serta menjadikan mereka optimis dalam memajukan seluruh sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Outbound (training) adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk pengembangan diri (personal development) maupun kelompok (team development). Melalui pelatihan outbound, diharapkan lahir “pribadi-pribadi baru” yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berpikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya, dan lain-lain.
UPN “Veteran” Jawa Timur melaksanakan outbond Praktikum Bela Negara sebagai lanjutan dari mata kuliah Bela Negara agar para mahasiswa dapat mengimplementasikannya dengan baik, tidak hanya sekadar teori saja. Mata kuliah yang memuat 3 SKS ini, terbagi menjadi 2 SKS teori di kelas dan 1 SKS praktikum outbond. Pelaksanaan outbond ini berjalan selama Hari Sabtu dan Minggu pada tanggal 19, 20, 27 Oktober dan 2, 3, 10 November 2019.
Outbond inilah yang menjadi salah satu fondasi awal untuk kemampuan jiwa bela negara untuk mahasiswa. Oleh karena itu materi-materi yang diberikan, antara lain peraturan baris berbaris (PBB) dasar, PBB dalam kelas, pelaksanaan apel pagi dan sore, serta kegiatan outbond, meliputi ice breaking, fun game dan adventure untuk melatih fisik dan ketangkasan mahasiswa.
Sementara itu, outbond praktikum bela negara ini diikuti oleh 2752 mahasiswa pengampu mata kuliah Bela Negara dengan 10 TNI dari KODIM sebagai pelatih, 28 asisten pelatih dari UKM Pramuka dan Resimen Mahasiswa serta 26 dosen pelatih. Dalam pelaksanaannya diputuskan 2692 mahasiswa lulus praktikum dan 60 mahasiswa tidak lulus dan diwajibkan mengikuti kembali praktikumnya di tahun akademik berikutnya.
























Resume Penyuluhan

Tidak terlepas dari Pendidikan Anak Usia Dini, anak usia dini sangat tepat untuk dikenalkan konsep Bela Negara untuk pertama kalinya, karena usia dini merupakan saat itu anak dalam pembentukan dan perkembangan dalam semua aspek kehidupan. Seperti seniman yang sedang membuat patung keramik, tanah liat akan mudah dibentuk saat masih basah. Saat usia dinilah sikap perilaku anak disemai, dipupuk dan tumbuh menjadi perilaku dari pribadi-pribadi yang berkarakter kebangsaan yang tinggi. 
Namun, janganlah kita bayangkan dengan materi militerkah nantinya Pendidikan Bela Negara akan diberikan kepada anak usia dini. Tentu saja melalui pintu permainan, karena bermain adalah dunia mereka. Itulah pintu yang paling tepat dalam mengenalkan, membiasakan hingga akhirnya menjadi sebuah perilaku yang menetap dari seseorang atau yang biasa kita sebut karakter.
Permainan-permainan dirancang  secara terintegrasi agar dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Pemainan yang sesuai dengan kecenderungan belajar masing-masing anak atau kita biasa menyebutnya kecerdasan jamak atau multiple Intelligence. (Howard Gardner: 1993).
Howard Gardner sang pencetus dari teori kecerdasan jamak mengawali teorinya dengan percobaan dalam kelas spectrum telah menemukan bahwa setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda, sehingga mereka pun juga memerlukan stimulasi atau teknik pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kecerdasan mereka masing-masing. Setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda dalam menerima dan memahami setiap informasi/pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan jenis kecerdasan mereka. Anak yang mempunyai kecerdasan musikal tinggi maka dia akan lebih muda dalam mempelajari segala hal tentang musik, mereka akan lebih terampil memainkan alat musik daripada anak yang mempunyai kecerdasan lainnya. Pengetahuan  yang mereka terima akan lebih mudah mereka pahami jika disampaikan dengan iringan musik atau melalui lagu. 
Demikian juga halnya dengan Pendidikan Bela Negara untuk anak usia dini, jika disampaikan sesuai dengan stimulasi dan karakteristik kecerdasan anak maka akan dengan mudah pula mereka pahami. Anak juga lebih gembira dan mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap informasi/pengetahuan tentang bela negara. Pendidikan bela negara yang diberikan kepada anak usia dini masih pada tahap pengenalan dan pembiasaan pada sikap perilaku anak. Membiasakan sikap perilaku bela negara bagi anak usia dini  seperti membangun sebuah fondasi bangunan. Fondasi yang kuat tentu harus dengan formulasi campuran bahan yang tepat, bukan berarti jika fondasi yang dibuat dengan batu kali saja akan kuat, atau semen saja akan lebih kokoh. Tetapi, membuat fondasi bangunan yang kuat harus pas campuran antara pasir, semen, batu kali tentu saja tidak boleh ketinggalan air yang menjadi perekatnya besi beton yang menjadi penguat dan penyanggahnya. Sikap perilaku diibaratkan seperti air yang menjadi perekat dari semua kemampuan anak kemudian dikuatkan dengan nilai agama dan moral sebagai penyanggahnya yang hal ini diibaratkan sebagai besi. Jika fondasi sikap perilaku bela negara pada anak telah tertanam kuat, maka Indonesia akan mempunyai generasi yang siap membela negaranya karena sikap perilaku sehari-hari yang mencerminkan bela negara akan menjadi karakter generasi baru Indonesia.
Stimulasi bagi kecerdasan jamak paling tepat diberikan melalui permainan. Bagi anak usia dini permainan adalah kehidupan bagi mereka. Permainan menjadi salah satu cara yang sangat tepat dan mudah dalam mengajarkan pengetahuan tentang bela negara. Permainan itu sendiri mengandung nilai-nilai berjuang, bekerja sama, berani, percaya diri, sportivitas, pengendalian emosi, kemandirian, meningkatkan keterampilan, kreatif dan gembira. Hal sederhana yang diterapkan adalah melatihnya bernyanyi lagu-lagu nasional. Diberikan games semacam kuis yang jawabannya dapat ditemukan pada lagu-lagu nasional yang telah diajarkan. Juga hal tersebut dapat melatih anak untuk berani tampil di depan umum, meningkatkan kepercayaandiri terhadap seorang anak. Dan juga diberikan tantangan untuk mewarnai beberapa gambar yang sederhana. Hal tersebut dapat melatih sportivitas anak dalam memiliki daya saing yang sehat.























Resume Aktivitas Bela Negara

Melaksanakan aktivitas bela negara memang sangat banyak macamnya, dengan melaksanakan aktivitas tersebut tentu kita dapat semakin menyadari betapa pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Namun, tidak hanya menghargai, tetapi juga kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam meneladani semangat juang para pahlawan. Untuk itu, saya memilih mengunjungi situs Museum WR Soepratman yang terletak di Jl. Mangga No. 21 Surabaya. Museum ini merupakan sebuah rumah kecil yang dulunya memang ditempati oleh keluarga WR Soepratman hingga akhir masa hayatnya.
Wage Rudolf Soepratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. WR Soepratman dilahirkan pada Senin, 9 Maret 1903 di Jatinegara, Jakarta, ia seorang Muslim dan tidak mengikuti organisasi politik apapun. Ayahnya bernama Senen yaitu seorang sersan di Batalyon VIII. WR Soepratman diasuh oleh kakak iparnya WM Van Eldik (Sastromihardjo) ia telah belajar bermain gitar dan biola.
WR Soepratman wafat pada tahun 1938. Setelah kediaman beliau ditinggal keluarga W.R. Supratman pada masa revolusi 1945, rumah tersebut ditempati oleh keluarga Cina sampai 1974. Setelah itu, rumah tersebut dibiarkan kosong selama 27 tahun. Museum WR Soepratman diresmikan pada 28 Oktober 2003 olah Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika. Renovasi pernah dilakukan dengan izin Sekretaris Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwanda. Benda bersejarah yang dipamerkan di museum ini seperti biola, foto keluarga WR Soepratman, dan berbagai pigura berisi fotokopi lagu-lagu karya WR Soepratman. Untuk menarik minat masyarakat, di halaman museum juga dibangun patung tokoh nasional ini. Museum ini merupakan cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang Nomor 592 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993. Di Museum ini bisa dilihat tulisan asli WR Soepratman ketika ia membuat lagu Indonesia Raya pada saat pertama, dan juga biola historis yang menemaninya saat membuat beberapa lagu kebangsaan.
Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta, diadakan sebuah Kongres Pemuda yang melahirkan ‘Sumpah Pemuda’. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan para peserta. Waktu itu merupakan pertama kalinya lagu Indonesia Raya ini bergema di depan publik. Semua partisipan terkejut mendengarnya. Setelah itu, Lagu Indonesia Raya selalu tidak pernah ketinggalan untuk dibawakan di setiap kongres yang berlangsung. Lagu ini merupakan perwujudan dari keinginan bersama untuk sebuah kemerdekaan.
Lagu terakhir yang beliau ciptakan berjudul Matahari Terbit, dan karena lagu itu pulalah, Beliau di penjara di Kalisosok dan pada akhirnya meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938. Pada 26 Juni 1959, Pemerintah Regulasi 44 mengumumkan bahwa Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia.




Resume Pelaksanaan Bela Negara

Pelaksanaan bela negara sangat bervariasi macamnya, seperti berziarah ke taman makan pahlawan, mengikuti upacara bendera, mengikuti seminar kebangsaan, dan sebagainya. Dalam melaksanakan bela negara, saya telah mengikuti upacara bendera sebanyak dua kali dalam beberapa bulan di semester dua ini. Selain itu, karena saya telah mengunjungi kediaman WR Soepratman semasa hidupnya, saya juga berziarah di makam beliau. Beliau merupakan sosok yang sangat memotivasi saya dalam melaksanakan hobi saya, yakni bermain gitar dan menyanyi. Karena hal itulah, dapat kita ambil kesimpulannya, bahwa dalam melaksanakan bela negara bukan hanya untuk berjuang dengan spektrum yang keras. Akan tetapi, kita bisa melakukannya dengan spetrum yang lebih rendah sesuai dengan kemampuan kita. Seperti hobi yang kita senangi dan kita lakukan sehari-hari. Dari situlah, kita dapat berkarya untuk dipersembahkan pada negeri kita tercinta, Indonesia.

0 comments:

Post a Comment